Polisi membentuk pertahanan ketika mahasiswa melempar dengan batu. Aksi demonstrasi mahasiswa hukum UKI Jakarta menentang rencana kenaikan BBM berakhir bentrok dengan pihak kepolisian, Jakarta, Selasa (13/03). FOTO AHMAD FAUZAN
Peneliti dari Universitas Australia Selatan (UniSA) berhasil mengembangkan “komputer pintar” yang mampu memprediksi kerusuhan atau peristiwa besar lainnya. Komputer pintar ini diberinama Carbon.
Carbon bekerja dengan menyaring sumber data harian yang luas dari berbagai media sosial. Diantaranya Twitter, Facebook dan jutaan unggahan di media sosial lainnya setiap hari. Ia memanfaatkan sebuah kamus yang umum digunakan dan dapat digunakan untuk mengingatkan kemungkinan terjadinya suatu peristiwa. Komputer ini digunakan dalam kaitannya dengan protes dan aksi unjuk rasa untuk memprediksi kapan kerusuhan atau aksi-aksi industri akan terjadi.
“Kami melatih mesin Carbon dengan data ini untuk mencoba memahami dunia dan memprediksi kejadian di masa depan,” kata UniSA Jeff Ansah, peneliti.
Hasil Uji
Dalam pengujian sistem yang dilakukan tahun lalu, sistem Carbon ini secara akurat mampu memprediksi pemogokan bus. Ia dapat memprediksi jauh sebelum disiarkannya pemberitahuan resmi aksi unjuk rasa kepada publik.
Selain itu, dalam waktu dekat komputer Carbon memprediksi adanya aksi mogok kerja para pengendara bus yang direncanakan pada tanggal 4 April mendatang. Pemogokan itu akan membuat 50.000 warga pengguna kereta terlantar dalam kekacauan dan berhasil dihindari setelah operator bus dan pengemudi mencapai kesepakatan.
“Jika kami memiliki beberapa sistem ini, kami dapat menerbitkan peringatan ke publik sebelumnya, tujuannya bukan untuk menghentikan suatu tindakan seperti aksi unjuk rasa terjadi, tetapi meramalkannya sebelumnya,” kata Jeff Ansah.[]
Sumber : ABC Australia
Discussion about this post